Jl. Veteran No.26B, Purus, Kec. Padang Barat. | rektoratunes@unespadang.ac.id
  • English | Indonesian
Develop a passion for learning

KKN-PPM Unes di Nagari Tiku Selatan: Dari Sampah ke UMKM, Mahasiswa Bawa Solusi Nyata

Nagari Tiku Selatan (Jorong Banda Gadang), Agam — Suasana gotong royong terasa kental di Jorong Banda Gadang sejak mahasiswa Universitas Ekasakti (Unes) melaksanakan program KKN-PPM. Dalam periode akhir Juli–September 2025, tim mahasiswa bersama warga menerapkan rangkaian kegiatan yang dirancang untuk memberdayakan masyarakat lewat pemanfaatan potensi lokal: pengelolaan sampah, pemberdayaan UMKM, literasi keuangan, serta inovasi pertanian ramah lingkungan.

Program ini didukung secara institusional oleh Ketua LPPM Unes, Prof. Dr. Ir. I Ketut Budaraga, M.Si, dan dipandu lapangan oleh DPL Dr. Slamet Riyadi, S.Hi., M.Hi. Pendekatan yang diusung bersifat partisipatif  warga dilibatkan sejak survei masalah hingga evaluasi  sehingga hasilnya lebih relevan dan berkelanjutan.

Mengapa Nagari Tiku Selatan (Jorong Banda Gadang)?

Jorong Banda Gadang memiliki potensi pertanian, pariwisata pesisir, serta kerajinan lokal, namun menghadapi masalah klasik di banyak nagari: pengelolaan sampah yang belum optimal, UMKM yang kesulitan akses pasar modern, fasilitas publik yang perlu perbaikan, dan rendahnya literasi hukum serta finansial pada sebagian kelompok. KKN-PPM hadir untuk menjembatani ilmu kampus dengan kebutuhan riil masyarakat, menata prioritas program berdasarkan dialog dan data lapangan.

Hasil Survei: Masalah Prioritas yang Diangkat

Tim KKN-PPM melakukan observasi intensif dan wawancara dengan tokoh nagari, kepala dusun, kepala keluarga, serta kelompok pemuda. Dari sana ditetapkan beberapa fokus program:

  • Pengelolaan sampah: minimnya pemilahan sampah dan kebiasaan pembakaran.

  • UMKM: produk lokal kurang punya kemasan dan strategi pemasaran digital.

  • Fasilitas publik: pompa air musholla rusak dan kurangnya atribut jalan.

  • Pendidikan & sosial: kebutuhan sosialisasi anti-bullying di sekolah dasar dan literasi keuangan untuk anak.

  • Pertanian & lingkungan: limbah sabut kelapa belum dimanfaatkan; kebutuhan alternatif pupuk ramah lingkungan.

Dari daftar masalah ini muncul rancangan program yang terukur dan mudah direplikasi.

Program Unggulan: Praktis, Murah, dan Berkelanjutan

Berikut rangkaian program utama yang dilaksanakan di Nagari Tiku Selatan (Jorong Banda Gadang):

1. Plank Pengenalan Sampah & Gerakan “Pantai Tanpa Sampah”

Mahasiswa membuat plank edukatif dan mengadakan kampanye pemilahan sampah. Selain pemasangan papan informasi di titik strategis, ada lomba daur ulang untuk anak dan pelatihan pembuatan kompos sederhana.

2. Pemberdayaan UMKM lewat Pemasaran Digital

Pelatihan pembuatan konten, foto produk, desain label, serta strategi promosi di media sosial dan marketplace. Program ini juga membantu pembuatan brosur dan desain kemasan agar produk lokal lebih mudah bersaing.

3. Sosialisasi Anti-Bullying di SD

Materi disajikan secara interaktif: dongeng, role-play, dan kuis. Tujuannya membangun empati dan keberanian anak untuk melapor serta mewujudkan lingkungan sekolah yang aman.

4. Pengadaan Plang Jalan & Identitas Kawasan

Pemasangan plang jalan untuk mempermudah navigasi, memperkuat identitas lokal, dan mempercepat respons darurat kegiatan penting untuk mendukung sektor pariwisata dan keamanan.

5. Rehabilitasi Pompa Air Musholla Nurul Ikhlas

Perbaikan pompa air dan fasilitas MCK agar kebutuhan wudhu dan sanitasi terpenuhi. Mahasiswa juga membantu penggalangan dana dan dokumentasi teknis perbaikan.

6. Literasi Keuangan untuk Anak

Kegiatan “Ayo Menabung” di SD melibatkan alat peraga, pembuatan celengan, dan permainan edukatif untuk menanamkan kebiasaan menabung sejak dini.

7. Digitalisasi Pembayaran & Pendataan UMKM (QRIS)

Sosialisasi dan pendampingan pendaftaran QRIS memudahkan transaksi dan memodernkan UMKM lokal agar lebih efisien dan transparan.

8. Pemanfaatan Tanaman TOGA & POC dari Sabut Kelapa

Pelatihan taman obat keluarga (TOGA) memperkuat kemandirian kesehatan rumah tangga. Sampai ke praktik pembuatan Pupuk Organik Cair (POC) dari sabut kelapa  mengubah limbah jadi nilai ekonomi.

Metode Kerja: Partisipatif dan Berbasis Data

Tim KKN-PPM menerapkan siklus kerja yang jelas: identifikasi masalah ? perencanaan bersama perangkat nagari ? pelaksanaan praktik langsung ? evaluasi ? pembentukan kader lokal. Keterlibatan tokoh adat, pemuda, dan ibu-ibu PKK memastikan program tidak sekadar wacana, melainkan menjadi kebiasaan lokal.

Dr. Slamet Riyadi menekankan, “Pendekatan partisipatif memastikan warga memiliki kepemilikan atas program sehingga keberlanjutan lebih mungkin terjadi.”

Dampak Awal dan Harapan Jangka Panjang

Dalam jangka pendek, beberapa hasil nyata sudah terlihat: titik-titik sampah terpilah mulai berfungsi, beberapa UMKM mengunggah produk mereka ke medsos dengan foto lebih baik, dan pompa musholla sudah kembali bekerja. Pembuatan POC dan taman TOGA membuka peluang bagi petani atau kelompok tani untuk mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia.

Dalam jangka panjang, tujuan utamanya adalah terciptanya kemandirian desa: warga memiliki keterampilan, akses pasar, dan kebiasaan lingkungan sehat yang berkelanjutan.

(Rudi-PPID & Humas Unes-Aai)


0 komentar