Sinergi Kampus dan Nagari: UNES Teken MoA & 3 IA di Lubuk Basung 2025-09-09 | by irfan ananda. Lubuk Basung, Agam — Universitas Ekasakti (UNES) melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) resmi menandatangani Memorandum of Agreement (MoA) dengan Pemerintah Kecamatan Lubuk Basung, Kabupaten Agam. Kegiatan yang berlangsung pada Senin, 8 September 2025 ini menjadi tonggak penting dalam penguatan implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi, yakni pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Penandatanganan dilakukan oleh Prof. Dr. Ir. I Ketut Budaraga, M.Si selaku Ketua LPPM Universitas Ekasakti, dan Ricky Eka Putra, SSTP, MM selaku Camat Lubuk Basung. Kesepakatan ini merupakan tindak lanjut dari Nota Kesepahaman (MoU) antara Universitas Ekasakti dan Pemerintah Kabupaten Agam yang telah ditandatangani sejak 15 Februari 2023. Sinergi Akademisi dan Pemerintah Daerah Kerja sama ini berfokus pada penelitian kolaboratif, program pengabdian masyarakat, serta penguatan kapasitas mahasiswa melalui KKN, KKP, PKL, dan magang. MoA ini berlaku selama lima tahun dan dapat diperpanjang sesuai kesepakatan. Prof. I Ketut Budaraga menekankan bahwa kerja sama ini merupakan langkah strategis untuk menghadirkan kontribusi nyata perguruan tinggi di tengah masyarakat. “Universitas bukan hanya menara gading ilmu pengetahuan. Kami hadir untuk mendampingi masyarakat, membantu pemerintah daerah, dan memberi solusi berbasis riset. MoA ini adalah jembatan akademisi dengan realitas sosial,” ungkap Prof. Ketut. Sementara itu, Camat Ricky Eka Putra menyambut baik kerja sama tersebut. Menurutnya, kolaborasi dengan perguruan tinggi penting dalam memperkuat pemberdayaan masyarakat serta mendorong inovasi pembangunan nagari di wilayah Lubuk Basung. “Kami melihat UNES sebagai mitra strategis. Dengan adanya penelitian, pelatihan, dan pemberdayaan, masyarakat akan lebih siap menghadapi tantangan pembangunan, khususnya di sektor pertanian, UMKM, dan literasi digital,” tegas Ricky. Dari MoA ke Implementasi: Tiga IA di Garagahan Hanya berselang beberapa jam setelah penandatanganan MoA, Universitas Ekasakti melalui Fakultas Pertanian menindaklanjutinya dengan menandatangani tiga Implementing Agreement (IA) bersama Walinagari Garagahan, Darmalion, S.Sos., MM. Ketiga IA tersebut melibatkan tiga program studi strategis, masing-masing dengan fokus yang berbeda namun saling melengkapi. 1. IA Program Studi Agribisnis dengan Walinagari Garagahan Kerja sama yang dijalin antara Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Ekasakti dan Walinagari Garagahan berfokus pada pengembangan model agribisnis berkelanjutan. Komoditas strategis yang menjadi perhatian utama adalah jagung, beras, dan kelapa, tiga hasil pertanian penting bagi masyarakat Garagahan dan Kabupaten Agam. Dalam aspek penelitian, IA ini diarahkan untuk menganalisis rantai nilai produksi dan pemasaran, membangun kemitraan antara petani dan pemerintah nagari, serta memperkuat strategi inovasi pemasaran. Melalui pendekatan ini, diharapkan lahir model agribisnis yang tidak hanya meningkatkan produktivitas, tetapi juga memperbaiki tata kelola usaha tani. Pada sisi pengabdian kepada masyarakat, tim akademisi bersama mahasiswa akan menyelenggarakan pelatihan manajemen usaha tani, analisis biaya produksi, hingga strategi pemasaran hasil panen. Kegiatan ini diperkuat dengan pendampingan pascapanen, pelatihan branding produk lokal, serta pengenalan digital marketing agar produk pertanian Garagahan mampu menembus pasar lebih luas. Dampak dari IA ini diharapkan dapat memperkuat kelembagaan petani, baik melalui kelompok tani, koperasi, maupun UMKM. Dengan begitu, nagari tidak hanya menjadi produsen bahan baku, melainkan juga pusat inovasi dan wirausaha pertanian yang berdaya saing. 2. IA Program Studi Agroteknologi dengan Walinagari Garagahan IA kedua melibatkan Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Ekasakti dengan fokus utama pada pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat di bidang budidaya tanaman. Dalam aspek pendidikan, kerja sama ini meliputi penyelenggaraan seminar, kuliah umum, PK2MB (Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru), hingga magang mahasiswa. Mahasiswa akan berinteraksi langsung dengan masyarakat tani, sehingga pembelajaran tidak hanya bersifat teoritis, melainkan aplikatif. Pada penelitian, kerja sama ini diarahkan untuk mengembangkan teknik budidaya jagung yang meliputi persiapan lahan (land clearing), penanaman, pemeliharaan, hingga panen. Riset ini penting karena jagung merupakan salah satu komoditas unggulan di wilayah Garagahan yang memiliki potensi pasar tinggi. Untuk pengabdian masyarakat, IA ini menekankan pada transfer teknologi berupa pelatihan pembuatan pupuk organik ramah lingkungan, penerapan teknik budidaya tepat guna, serta pengendalian hama dan mutu pupuk sesuai standar nasional. Dengan adanya pelatihan ini, petani diharapkan dapat mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia sekaligus meningkatkan produktivitas pertanian yang ramah lingkungan. IA Agroteknologi menjadi instrumen penting dalam mendukung pembangunan pertanian berkelanjutan di Garagahan, dengan kombinasi riset, edukasi, dan pemberdayaan masyarakat yang terpadu. 3. IA Program Studi Teknologi Hasil Pertanian (THP) dengan Walinagari Garagahan IA ketiga hadir melalui kolaborasi antara Program Studi Teknologi Hasil Pertanian (THP) Universitas Ekasakti dan Walinagari Garagahan. Fokus utamanya adalah pengembangan UMKM berbasis pengolahan hasil pertanian lokal, khususnya dari komoditas jagung, beras, dan kelapa. Dalam aspek penelitian, IA ini mengarahkan kegiatan pada pengembangan model pengolahan hasil pertanian yang dapat meningkatkan nilai tambah produk lokal. Riset difokuskan pada inovasi teknologi tepat guna untuk mendukung keberlanjutan UMKM. Di sisi pengabdian kepada masyarakat, IA ini berwujud pelatihan pengolahan pangan berbasis komoditas lokal, termasuk teknik pengeringan, pengawetan, dan pengemasan produk. Tak hanya itu, masyarakat juga akan diperkenalkan pada standar keamanan pangan seperti Good Manufacturing Practices (GMP), Sanitasi Higiene, hingga standar PIRT, SNI, dan BPOM sederhana. Tak kalah penting, IA ini juga menekankan aspek pemasaran dan branding produk Nagari Garagahan agar UMKM setempat dapat bersaing di pasar regional maupun nasional. Dengan adanya pelatihan mutu dan pemasaran, produk berbasis jagung, beras, dan kelapa tidak lagi hanya untuk konsumsi lokal, melainkan berpeluang besar masuk ke rantai distribusi yang lebih luas. Dampaknya, UMKM Garagahan akan mengalami transformasi menuju industri pangan kreatif dan berdaya saing, sekaligus memperkuat posisi nagari sebagai sentra inovasi produk berbasis pertanian. Akademik Bertemu Praktik: Model Kolaborasi Ideal Secara akademis, penandatanganan MoA dan IA ini merupakan bukti nyata implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi. Mahasiswa tidak hanya belajar di ruang kelas, tetapi juga terjun langsung ke lapangan untuk menjalani praktikum sosial yang mempertemukan teori dengan kenyataan. Menurut Wawan Sumarno, SP., M.Si, Ketua Prodi Agribisnis, IA ini menjadi laboratorium sosial bagi mahasiswa. “Kami ingin mahasiswa belajar langsung dari petani, UMKM, dan masyarakat nagari. Mereka akan mengkaji rantai nilai, strategi pemasaran, hingga branding produk lokal. Ini pembelajaran otentik yang memperkaya kurikulum,” jelasnya. Senada, Meriati, SP., M.P, Ketua Prodi Agroteknologi, menekankan pentingnya penelitian kolaboratif. “Kegiatan ini bukan hanya tentang riset, tetapi juga penerapan teknologi tepat guna. Petani akan merasakan langsung manfaat inovasi akademik dalam praktik budidaya jagung,” katanya. Sementara itu, Eddwina Aidila Fitria, STP., M.Si, Ketua Prodi Teknologi Hasil Pertanian, menyoroti peran penting UMKM. “Kami ingin membantu masyarakat mengolah hasil pertanian agar memiliki nilai tambah, standar mutu, dan daya saing. Dengan pelatihan GMP, PIRT, hingga branding, produk Garagahan bisa menembus pasar lebih luas,” tegasnya. Dampak Sosial-Ekonomi Dari perspektif pembangunan daerah, kerja sama ini membawa sejumlah dampak penting, antara lain: Peningkatan kapasitas SDM lokal melalui pelatihan kewirausahaan, literasi digital, dan teknologi pertanian. Penguatan kelembagaan masyarakat seperti kelompok tani, koperasi, dan UMKM. Transformasi UMKM pertanian menuju standar mutu pangan nasional. Peluang riset kolaboratif yang melibatkan akademisi, pemerintah, dan masyarakat. Publikasi ilmiah yang mengangkat isu-isu lokal ke ranah nasional dan internasional. Bagi pemerintah daerah, kerja sama ini menjadi bentuk nyata sinergi antara kebijakan publik dengan inovasi akademik. Sementara bagi UNES, hal ini memperkuat posisi universitas sebagai kampus penggerak inovasi dan pemberdayaan masyarakat. Penutup: Dari Lubuk Basung untuk Indonesia Penandatanganan MoA dan tiga IA ini menjadi bukti bahwa kolaborasi akademisi–pemerintah–masyarakat adalah kunci membangun nagari yang berdaya. Langkah ini tidak hanya memperkuat kapasitas lokal, tetapi juga menjadi inspirasi model kerja sama antara perguruan tinggi dan pemerintah daerah di Indonesia. Lubuk Basung, sebagai ibu kota Kabupaten Agam, kini menjadi contoh bagaimana Tri Dharma Perguruan Tinggi dapat diterapkan secara nyata, bermanfaat, dan berkelanjutan. Dengan sinergi yang telah terjalin, harapan besar muncul: masyarakat sejahtera, petani mandiri, UMKM naik kelas, dan mahasiswa memperoleh pengalaman autentik. Inilah wujud nyata Tri Dharma yang berpijak pada bumi, berpihak pada rakyat, dan berorientasi pada kemajuan bangsa 0 komentar | komentar